Keberadaan Sarjana Kesehatan Masyarakat di Era Digitalisasi

Oleh : Kenderwis, SKM, Mkes

Abstrak

Digitalisasi dalam segala hal telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang kesehatan masyarakat. Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) yang merupakan salah satu tingkat kesarjanaan yang khusus  berperan dalam bidang kesehatan masyarakat dituntut harus mampu memainkan peran penting dalam mengintegrasikan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan khusunya kesehatan masyarakat. Makalah ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran, tantangan, dan peluang SKM dalam era digitalisasi serta memberikan rekomendasi untuk memaksimalkan kontribusi mereka.

A.      Pendahuluan

Era digitalisasi telah mampu merevolusi manusia dalam hal cara kita hidup dan bekerja, termasuk dalam sektor kesehatan, khususnya kesehatan masyarakat. Kebangkitan teknologi digital seperti telemedicine, big data, dan artificial intelligence (AI) telah membuka peluang baru sekaligus memberikan tantangan yang tidak ringan  dalam peningkatan kesehatan masyarakat. Dengan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki oleh Sarjana Kesehatan Masyarakat dituntut untuk memaknai dan menyadari berada pada posisi yang unik untuk memanfaatkan teknologi ini guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan kesehatan masyarakat.

B.       Peran Sarjana Kesehatan Masyarakat di Era Digitalisasi

Adapun peran Sarjana Kesehatan Masyarakat adalah antara lain :

  1. Pemanfaatan Data Kesehatan Digital: dengan tersedianya data yang lengkap dan up to date, maka SKM dapat menggunakan big data tersebut untuk melakukan analisis epidemiologi, memantau trend kesehatan, dan juga mengidentifikasi faktor risiko yang mungkin terjadi di tengah masyarakat, dimana data tersebut dapat digunakan untuk merancang intervensi kesehatan yang lebih efektif dan berbasis data yang ada, sehingga lebih tepat dan akurat.
  2. Pengembangan Program Kesehatan dengan berbasis Digital: Tenaga SKM dapat juga mengembangkan dan mengimplementasikan program kesehatan digital seperti aplikasi kesehatan, platform telemedicine, dan sistem manajemen informasi kesehatan yang lebih baik untuk membantu dalam memberikan layanan kesehatan yang lebih terjangkau dan mudah diakses oleh masyarakat luas.
  3. Pengembanagan Pendidikan dan Promosi Kesehatan: Tenaga SKM dapat memanfaatkan media sosial dan platform digital lainnya untuk melakukan pendidikan dan promosi kesehatan. Hal ini dilakukan karena informasi yang disampaikan melalui kanal digital dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam, sehingga dapat menjangkau masyarakat yang lebih cepat dan luas.
  1. Pengembangan Penelitian kesehatan: Tenaga SKM dapat memanfaatkan teknologi digital untuk mengumpulkan data penelitian dan menganalisis hasil penelitian dengan lebih efisien.
  2. Pengembangan kebijakan Kesehatan: Tenaga SKM dapat memanfaatkan data dan hasil analisis digital untuk menginformasikan pengembangan kebijakan kesehatan yang efektif dan berbasis bukti yang nyata.

C.      Tantangan.

Walaupun banyak peluang yang tersedia bagi tenaga SKM, tetapi juga terdapat beberapa tantangan, di antaranya:

  1. Kesenjangan digitalisasi di Masyarakat: walaupun saat ini akses internet cukup mudah diakses oleh masyarakat, namun tidak semua orang memiliki akses ke internet dan teknologi digital. Oleh karena itu SKM perlu memastikan bahwa informasi kesehatan yang mereka sebarkan dapat diakses oleh semua masyarakat.
  2. Keamanan dan Privasi serta Ketidakpastian data: Kualitas dan akurasi data digital dapat bervariasi. Untuk itu SKM harus memiliki keterampilan yang mumpuni untuk menilai data digital yang digunakannya dan memastikan bahwa mereka menggunakan data yang reliable untuk analisis dan pengambilan keputusan.selain itu Penggunaan teknologi digital dalam kesehatan membawa risiko yang terkait dengan keamanan dan privasi data pasien. Untuk itu SKM perlu memastikan bahwa data kesehatan yang dikumpulkan dan disimpan aman dari ancaman cyber.
  3. Etika data dan privasi: Sebagai penggunaan data digital SKM harus mampu memperhatikan etika dan privasi data, untuk itu SKM harus mampu memahami peraturan dan pedoman yang terkait dengan penggunaan data kesehatan.
  4. Lemahnya Keterampilan digital: Untuk mengatasi hal ini, SKM harus terus mengembangkan keterampilan digital mereka agar dapat memanfaatkan teknologi digital secara optimal.
  1. Kurangnya Literasi Digital: masih banyak tenaga kesehatan masyarakat mungkin kurang familiar dengan teknologi digital, oleh karena itu memerlukan pelatihan tambahan untuk memanfaatkan teknologi ini secara efektif.

D.      Peluang untuk Pengembangan

Tenaga SKM yang mampu menyesuaikan diri dengan digitalisasi akan memiliki banyak peluang dalam berkontribusi pada peningkatan kesehatan masyarakat, antara lain :

  1. Adanya Pekerjaan baru: Sangat banyak pekerjaan baru di bidang kesehatan digital yang membutuhkan keterampilan tenaga SKM.
  2. Jangkauan dan Dampak yang lebih luas: tenaga SKM dapat menjangkau masyarakat yang lebih banyak orang dan memberikan dampak yang lebih luas pada kesehatan masyarakat melalui penggunaan teknologi digital.
  3. Membuka Peluang kewirausahaan: tenaga SKM dapat menggunakan keterampilan digital mereka untuk mengembangkan bisnis mereka sendiri di bidang kesehatan.
  4. Keberlanjutan Pelatihan dan Pendidikan kesehatan masyarakat: dengan adanya era digitalisasi ini, maka akan menyediakan pelatihan dan pendidikan berkelanjutan bagi SKM untuk meningkatkan literasi digital dan kemampuan mereka dalam menggunakan teknologi kesehatan terbaru.
  1. Mengembangakan Kolaborasi Teknologi Informasi: era digital mendorong kolaborasi antara SKM dan ahli teknologi informasi untuk mengembangkan solusi kesehatan digital yang inovatif dan efektif.
  2. Pengembangan Kebijakan yang terbarukan: Hal ini dapat mendorong pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengembangkan kebijakan yang mendukung penggunaan teknologi digital dalam kesehatan masyarakat, termasuk regulasi tentang keamanan data dan akses teknologi.

Agar dapat meraih peluang ini maka sangat diperlukan bagi SKM memiliki softskill yang kuat, seperti computational thinking, kreativitas, dan flexibilitas attitude, untuk beradaptasi dengan cepat dengan perubahan teknologi

E.       Kesimpulan

Kemajuan zaman khusunya digitalisasi menawarkan peluang besar bagi Sarjana Kesehatan Masyarakat untuk meningkatkan kualitas diri dan efektivitas layanan kesehatan. Akan Tetapi juga terdapat banyak tantangan seperti kesenjangan digital, keamanan data, dan kurangnya literasi digital harus diatasi melalui pelatihan, kolaborasi, dan pengembangan kebijakan yang mendukung. Oleh karena itu SKM harus mampu melakukan pendekatan yang tepat, sehingga SKM mampu memanfaatkan teknologi digital untuk memberikan dampak positif yang signifikan pada kesehatan masyarakat.

F.       Rekomendasi

  1. SKM Harus mampu Meningkatkan Akses Teknologi: Upaya ini harus dilakukan untuk mengurangi kesenjangan digital dengan meningkatkan akses terhadap teknologi di seluruh lapisan masyarakat.
  2. SKM Harus Memperkuat Keamanan Data: hal ini dapat dilakukan dengan cara mengimplementasikan standar keamanan data yang ketat untuk melindungi privasi pasien dan memastikan integritas data kesehatan.
  3. SKM Menyediakan diri untu Pelatihan Literasi Digital: yaitu dengan cara mengikuti atau membuat program pelatihan literasi digital untuk tenaga kesehatan guna memastikan mereka dapat memanfaatkan teknologi digital secara optimal.
  4. SKM Harus mampu melakukan Penelitian dan Inovasi: karena hal ini dapat mendorong penelitian dan inovasi dalam pengembangan solusi kesehatan digital yang dapat meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.

SKM yang mampu mengadopsi teknologi digital dan mengatasi tantangan yang ada, maka Sarjana Kesehatan Masyarakat dapat berkontribusi secara signifikan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di era digitalisasi.

Referensi:

  1. World Health Organization (WHO). (2020). Digital Health. Retrieved from WHO website
  2. Ministry of Health of the Republic of Indonesia. (2021). Transformasi Digital Kesehatan. Retrieved from Ministry of Health website
  3. Gibbons, M. C., et al. (2011). Expanding the Reach and Impact of Consumer e-Health Tools. American Journal of Preventive Medicine, 40(5 Suppl 2), S93-S102.
  4. https://www.researchgate.net/publication/354498545_The_Era_of_Society_50_as_the_unification_of_humans_and_technology_A_literature_review_on_materialism_and_existentialism
  5. https://www.fkm.ui.ac.id/seminar-online-nasional-fkm-ui-seri-20-implementasi-transformasi-sistem-pelayanan-kesehatan-masyarakat-di-era-digital/
  6. https://www.esaunggul.ac.id/enam-skill-yang-harus-dimiliki-oleh-sarjana-kesehatan-masyarakat-di-era-industri-4-0/
  7. https://www.ui.ac.id/upaya-tingkatkan-layanan-kesehatan-masyarakat-melalui-integrasi-big-data-dan-transformasi-digital/
  8.  Seminar Online Nasional FKM UI Seri 20: Implementasi Transformasi Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Era Digital.
  9.  Enam Skill yang Harus Dimiliki Oleh Sarjana Kesehatan Masyarakat di Era Industri 4.0.
  10.  Begini Tantangan Ahli Kesehatan Masyarakat di Era Revolusi Industri 4.0.
  11.  FKM UNDANA GELAR KULIAH UMUM “Transformasi Digital Public Health Untuk Meningkatkan Status Gizi Kesehatan Masyarakat”.
  12.  KULIAH PAKAR “Digitalisasi Pelayanan Kesehatan di Era Masyarakat 5.0”.

Mungkin Anda Menyukai